Luhut Binsar Pandjaitan Meresmikan Hasil Penelitian Bersama Poltek SSN dengan IT Del: “Tinjauan Strategis Keamanan Siber Indonesia Menuju Era 5G”.
Balige, 3 September 2022
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk besar dan penetrasi internet yang cukup masif dengan disertai teknologi baru yang siap digunakan. Disisi lain, Indonesia juga tengah menuju era konvergensi koneksi digital dengan hadirnya teknologi 5G. Berbagai perangkat dan teknologi akan semakin terhubung dengan beragam skenario, menghasilkan peluang sekaligus tantangan baru termasuk dalam aspek keamanan siber. Siapkah kita?
Untuk mempersiapkan era konvergensi koneksi digital berteknologi 5G, Politeknik Siber dan Sandi Negara bersama dengan Institut Teknologi Del melakukan penelitian bersama atau joint research: “Tinjauan Strategis Keamanan Siber Indonesia Menuju Era 5G”.
Hasil Penelitian bersama antara Poltek SSN dan IT Del diwujudkan dalam bentuk buku dan telah di launching oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan bersama Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Direktur Poltek SSN Marsma TNI Tjahjo Khurniawan dan Rektor IT Del Dr. Arnaldo Marulitua Sinaga, S.T, M.InfoTech pada acara Dies Natalis XXI IT Del – Sabtu, 3 September 2022 di Balige, Sumatera Utara.
Enhanced Mobile Broadband (eMBB), yang berfokus pada layanan yang membutuhkan bandwidth sangat tinggi, seperti video dengan resolusi tinggi (4K/8K), realitas virtual (virtual reality), dan augmented reality, yang memenuhi tuntutan pengguna akan kehidupan digital; Smart office smarthome bahkan live drone. Bagaimana keamanannya?
Massive Machine-Type Communications (mMTC), yang berfokus pada skenario yang membutuhkan koneksi dengan tingkat kepadatan yang tinggi, seperti transportasi cerdas, jaringan cerdas, industri manufaktur cerdas (industry 4.0), dan logistik cerdas, yang memenuhi permintaan pengguna untuk masyarakat digital; jika perangkat masive maka bagaimana keamanannya?
Ultra-Reliable and Low-Latency Communications (URLLC), yang berfokus pada layanan yang sensitif terhadap latensi, seperti mengemudi secara otonom/menyetir dengan bantuan, Internet of Vehicles (IoV), dan kendali jarak jauh (remote control), yang memenuhi permintaan pengguna untuk industri digital. Mobile tanpa sopir, bagaimana keamanannya?
Buku ini disusun dalam rangka memberikan gambaran kesiapan dan solusi keamanan dalam menghadapi era baru teknologi 5G. Diawali dengan gambaran umum transformasi digital dan perkembangan 5G, serta kondisi keamanan siber di Indonesia. Berbagai tantangan keamanan, aktor dan juga kompetensi yang diperlukan terkait keamanan siber juga dipaparkan dalam buku ini. Selain itu hadirnya framework, spesifikasi dan standar keamanan global dalam penyelengaran 5G seperti SCAS (Security Assurance Specification) , NESAS (Network Equipment Security Assurance Scheme), GSMA 5G Cybersecurity Knowledge Base (CKB) dan (The Organisation of The Islamic Cooperation- Collaboration of Computer Emergency Response Team) OIC CERT 5G Security Framework juga menjadi perhatian dan pembahasan. Sebagai bagian dari solusi yang ditawarkan, dalam buku ini juga disajikan opsi adopsi standar keamanan dan penyelarasan regulasi yang diperlukan dalam upaya penguatan ketahanan siber di Indonesia.
Keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama. Kehadiran buku ini diharapkan bisa menjadi inisiasi dan referensi bagi berbagai pihak dalam menyambut era konvergensi koneksi digital di Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya lanjutan dan kerjasama antara para pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing, sebagaimana yang disampaikan sebagai kesimpulan dan rekomendasi dari Buku ini.