Guru SMA/SMK Mengikuti Workshop Literasi Keamanan Siber
Politeknik siber dan sandi negara menyelenggarakan Workshop Literasi Keamanan Siber dalam rangka meningkatkan kesadaran akan keamanan di era siber saat ini dengan peserta Guru SMA/SMK sederajat seluruh Indonesia.
Series ke-1 Literasi Keamanan siber mengangkat tema “Keamanan Data Elektronik” dengan narasumber Yusuf Setiadji dengan sub tema “Kebocoran data”, serta Donny Seftyanto dengan sub tema “Hukum, Ancaman, dan Penanganan Keamanan Data”.
selain sebagai praktisi cyber security, kedua narasumber juga merupakan dosen tetap di Politeknik Siber dan Sandi Negara (ciseeng-Bogor).
“Pembangunan budaya keamanan siber harus dilakukan bersama, tidak mungkin hanya dilakukan oleh 1 kementerian saja”, ujar Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara Nunil Pantjawati, B.Sc., M.E.
Nunil juga menyatakan bahwa dengan kegiatan ini diharapkan dapat terwujud budaya keamanan siber dimulai dari keamanan informasi pribadi hingga lingkungannya (31/7).
BSSN telah melakukan survey keamanan siber ke berbagai tingkat masyarakat dan pengguna teknologi informasi, hasilnya dirasa butuh upaya terus menerus untuk meningkatkan kesadaran informasi pada setiap level lapisan masyarakat.
BSSN juga telah melakukan penyesuaian framework pembelajaran dengan peta okupasi nasional keamanan siber (PONKS) sehingga diharapkan akan lebih banyak yang akan tertarik dan berprofesi secara profesional di bidang keamanan siber.
pembalajaran ini dapat diadopsi mulai dari pendidikan dasar dan menengah sebagai pondasi bagi siswa didik mengenai budaya keamanan siber.
Bapak Persandian RI, Mayjen TNI Dr. Roebiono Kertopati pernah berkata,”(ingatlah) Kechilafan Satu Orang Sahaja Tjukup Sudah Menjebabkan Keruntuhan Negara”.
Yusuf Setiadji menyatakan bahwa Perusahaan atau aplikasi yang meminta data dari pengguna, baik perusahaan besar maupun kecil wajib menjaga data pribadi pengguna dan wajib menerapkan standar keamanan data. Namun demikian, tetap ada upaya dari hacker untuk mencari celah agar mendapatkan data/ informasi tersebut untuk dijual, karena data tersebut memiliki nilai.
selain itu, Yufuf juga menjelaskan bahwa apabila terjadi insiden siber, maka masyarakat dapat melapor kepada CSIRT yang berada di daerah maupun di Pusat untuk dapat ditindaklanjuti oleh tim CSIRT. hal ini adalah upaya kita untuk melawan hacker, sehingga kita dapat mengetahui kelemahan pada aplikasi tertentu sehingga akan diberikan rekomendasi untk dilakukan perbaikan sehingga tidak terjadi korban-korban lainnya.
Sedangkan Donny menyampaikan, Kita harus berhati hati dalam mengunjungi URL, pastikan alamat yang kita masukkan adalah alamat yang benar sehingga informasi mengenai data pribadi kita tidak diterima oleh pihak yang tidak berkepentingan.
selain itu kejahatan lain dapat dilakukan melalui email atau sms dan sejenisnya yang biasa disebut phising.
Donny pun memberikan tips apabila komputer kita mengalami serangan dan terinfeksi Ransomware, maka yang harus dilakukan adalah :
1. Isolasi Komputer
2. Biarkan Komputer tetap Menyala
3. Kumpulkan Bukti
4. Gunakan data cadangan
5. Telaah Ulang Protokol keamanan