Sepenggal perjuangan dari Pulau Karanrang. Khaerunnisa: The success story.
Hallo sobat Poltek SSN. Aku Khaerunnisa, Taruna Tingkat IV Program Studi Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi Politeknik Siber dan Sandi Negara. Aku akan berbagi sepenggal kisah perjuanganku anak rantau dari Pulau Karanrang.
Pulau Karanrang, pernahkah kalian mendengar nama pulau itu? Ya memang nama pulau itu mungkin asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, namun sangat akrab denganku. Aku lahir dan dibesarkan di Pulau Karanrang, sebuah Pulau kecil di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan, sebuah pulau kecil dengan luas 7,8 Ha, luas pulau tempat tinggal ku ini lebih kecil dibandingkan Kebun Raya Bogor. Jaraknya sekitar 3 jam dari Makassar jika ditempuh dengan menggunakan mobil dan juga kapal kecil. Walaupun aku lahir di Pulau kecil nan terpencil namun aku mempunyai mimpi dan angan yang besar.
Aku telah menjadi anak yatim sejak usia 1 tahun 10 bulan, aku merupakan putri ke delapan dari pasangan Hj. Siti Hawa dan H. Muh. Tahir (alm). Pendidikanku dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 30 Pulau Karanrang. Sejak SD aku selalu mendapatkan juara 1 di kelas. Saat sekolah menengah pertama, kakak sulungku ingin aku sekolah dan mendidikku seperti kakakku yang ke 6. Sejak MTs aku sudah menjadi anak rantau di sebuah kota kecil di Kalimantan Selatan. Dimasa perkembangan ku ini kakakku sangat disiplin mendidikku. Aku ingat untuk mendapatkan uang lima ribu rupiah saja aku harus setoran minimal 5 kosa kata Bahasa inggris setiap hari, waktu itu aku belum ada biaya untuk mengikuti kursus Bahasa inggris. Disetiap harinya aku juga ditugaskan untuk menulis al qur’an satu ayat per harinya. Untuk ke sekolah yang jaraknya 5 km aku harus mengendarai sepedaku dari rumah kakak. Ini adalah salah satu bentuk pengajaran dari kakkakku untuk menjadikanku seorang pejuang dan tidak menjadi anak yang manja. Gambar di sebelah kiri ini merupakan kakak pertamaku.

Didalam kehidupanku aku sangat berhutang kepada keluargaku. Kakak pertama sang motivatorku untuk terus belajar, kakak kedua yang selalu support dalam hal material, kakak ketiga yang selalu siap sedia mengantarku ke Bandara, kakak keempat sebenarnya sudah meninggal sejak dia kecil, kakak kelima yang selalu support dalam pembuatan oleh-olehku, kakak keenam yang mendukung doa dari jauh, kakak ketujuh yang senantiasa banting tulang menjaga warung di rumah. Ibuku yang tiada henti mendokanku.
Sekolah Tinggi Sandi Negara sudah menjadi impianku sejak menduduki kelas 11 SMA Semester 2. Dari mimpi yang awalnya aku tulis di buku diaryku untuk dicapai. Sekolah Tinggi Sandi Negara atau Poltek SSN diperkenalkan oleh kakak kelas ku, teman satu kamar ku di SMA 13 Pangkep, Nurul Azalia Namanya sekarang dia kuliah di Universitas Hasanuddin. Dia saat itu kelas 12 SMA semester akhir. Setiap harinya aku melihat dia sangat bersemangat untuk mendaftar di STSN. Dari kakak kelasku inilah aku banyak mendapatkan informasi terkait STSN. Keinginan untuk sekolah gratis dan tidak merepotkan lebih banyak keluargaku adalah tekad utama dalam menempuh perjuananku untuk memilih SPMB STSN.
Kisahku di mulai, sejak aku mengetahui tes STSN hanya terdapat di Bogor dan DI Yogyakarta aku akhirnya mulai menabung. Dahulu Informasi terkait STSN sangat terbatas, aku hanya bisa mendapatkan informasi melalui internet. Setelah kelas 12 SMA diadakanlah TRY OUT nasional oleh senat Mahasiswa STSN. Disana aku sangat tertarik ingin mengetahui lebih lagi terkait STSN, aku daftar di TRY OUT online waktu itu dan TRY OUT daerah. Sayangnya di Makassar tidak ada TRY OUT tersebut. Try Out hanya dilaksanakan di 10 daerah sehingga waktu itu aku targetkan untuk ikut TRY OUT di Kalimantan Selatan, Banjarmasin daerah yang sudah tidak asing lagi bagiku. Aku punya kakak di Kalimantan Selatan dan disana tempat aku mengemban sekolah menengah pertamaku. Aku semakin yakin untuk mengikuti SPMB STSN setelah mengikuti Try Outnya di Banjarmasin.
Walaupun aku adalah anak daerah namun aku tidak pernah berkecil hati untuk mengejar kesuksesan. Semua orang memiliki kesempatan untuk sukses dari manapun asal mu, asalkan kamu memiliki perjuangan yang gigih. Setelah lulus SMA aku bertekad untuk tidak gap year. Aku mendaftar di semua jalur kampus yang aku ketahui, mulai dari jalur undangan SNMPTN yang ternyata tidak lulus, SBMPTN, SPAN PTKIN, POLBANGTAN GOWA, POLTEKKES. Dari semua yang aku daftari alhamdulillah semuanya diterima setidaknya lolos berkas.
Pilihan demi pilihan aku seleksi demi masa depanku, tujuanku adalah sekolah gratis dan tidak membebani saudara dan ibuku lagi. Pada jalur SPAN-PTKIN aku lulus jurusan Al Qur’an dan Hadist di UIN Alauddin, jalur SBMPTN aku lulus di Jurusan Pendidikan IPA Universitas Lambung Mangkurat, dan juga lulus di Polbangtan Gowa sampai seleksi Wawancara. Jika dilihat dari pilihan yang aku ambil sangatlah tidak liniear. Waktu itu aku membuat pilihan sesuai dengan yang aku senangi dan kira kira mampu aku jalankan hingga akhir. Teringat waktu itu kakak keduaku tidak suka aku mendaftar di jursan Al Qur’an dan Hadist, kakakku khawatir terhadap pilihanku. aku Aengan pedenya mengatakan Insyaallah aku akan lulus STSN, itu pilihan utamaku jadi tenang saja. Waktu itu kakakku sangat ingin aku kuliah di Kedokteran. Dia menjajikan janji janji yang indah, tapi aku sadar aku tak mampu dan tidak ada keyakinan untuk menjadi seorang Dokter.
Pada akhirnya aku tetap yakin menjatuhkan pilihan aku untuk tetap melanjutkan ke STSN. Situasi saat itu sedikit rumit. Di waktu yang sama terdapat jadwal tesku yang bentrokan, Tes Kesehatan di Polbangtan Gowa yang merupakah tahap terakhir SPMB Polbangtan Gowa dan Seleksi Psikologi dan Wawancara Clearence Test serta Mental Ideologi (CT/MI) SPMB STSN ini masih tahap ke 5 dari 6 tahap seleksi yang ada. Memang banyak yang harus dipertaruhkan, dan harus yakin dengan apa yang kita pilih. Sehingga aku tetap memutuskan untuk melanjutkan memilih STSN.
STSN adalah planning A dalam hidupku, aku menjadikannya prioritas utamaku, aku daftari semua jalur yang ada sebagai plan B, C, D ku. Entah kenapa aku sangat tertarik dengan sandi negara ini. Aku berdoa dalam sholatku agar diberikaN yang terbaik oleh Tuhan, tidak lupa juga meminta doa restu ibu dan kakak kakakku, guruku, dan juga teman temanku. Jangankan mereka tukan becak dan ibu ibu yang bertanya diangkutan umum pun tak luput aku meminta doa mereka saat mereka menanyakan aku dari mana, pakaianku memang mencolok Hitam Putih dengan tas berisi berkas yang aku gendong.
Aku sangat ingat betapa bahagianya aku ketika awal mendaftar dan memilih lokus tempat SPMB, terdapat lokus di Makassar. Masyaallah. Tuhanku Allah mempermudah diriku meraih mimpi dan cita citaku, Allah datangkan tempat tes ke provinsiku. Aku teringat perkataan dosenku di Poltek SSN Ibu Desi Marlena yang mengajarkanku ilmu, “Jalankan amanah yang diberikan kepada mu, tugasmu hanya ikhtiar dan berdoa dengan maksimal, jangan mengandalkan diri sendiri, minta tolong ke Allah dan lihat Allah akan permudah urusanmu”. Waktu itu ada 4 lokus SPMB STSN yaitu di Makassar, Banjarmasin, Bogor dan DIY. Masyaallah Masyaallah. Di dalam rencanaku aku buat planning agar aku berangkat ke Bogor. Ternyata tidak perlu repot repot tempat tes yang akan datang ke kotaku.
Saat SPMB aku juga memiliki teman seperjuangan yang tempat tinggalnya tidak kalah jauh dariku, Regina dia tinggal di Papua, juga Inayah yang tinggal di Ambon. Dari kami bertiga hanya aku dan Regina yang lulus di Poltek SSN. Sedangkan Inayah dia mencoba lagi di tahun 2019 namun tak kunjung lulus juga. Di percobaan ketiga dia akhirnya memilih untuk berjuang di SPMB STIS dan akhirnya lulus kedinasan juga di Politeknik Statistika STIS pada tahun 2020.
Berikut ini gambar kami bertiga yang kami abadikan ketika tes kesehatan dari kiri ada Regina, Inayah, dan saya.

Setiap orang punya jalannya masing-masing, jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Teruslah bermimpi besar, lakukan yang terbaik, berdoa yang utama. Karena siapa sangka Khaerunnisa yang tinggal nun jauh di pelosok sana, bisa bersinar di kemudian hari. Sejauh apa pun dan se imposible apapun pikiran orang tentangmu, jangan takut bermimpi karena jika Tuhanmu berkehendak demikian juga, “Jadilah maka Jadilah” apa yang kamu cita-citakan. Semangat terus dan jangan lewatkan kesempatan menjadi bagian dari kami.
Doakan Nisa ya teman-teman semoga bisa menyelesaikan studinya dan menjadi abdi negara yang juga bermanfaat bagi agama. Terima kasih sampai jumpa di Poltek SSN. Salam hangat dari Khaerunnisa 😊

Poltek SSN Mengadakan Studi Banding ke STEI ITB, IPDN dan TelU
Halo Sobat Poltek SSN,
Poltek SSN melakukan studi banding ke tiga kampus yaitu STEI ITB, IPDN dan TelU. Kampus yang menjadi tujuan pertama studi banding Poltek SSN adalah STEI ITB.

STEI ITB
Studi Banding Poltek SSN ke STEI ITB dilakukan secara daring pada hari senin, 7 Maret 2022. Turut hadir Direktur Poltek SSN, Marsma TNI R. Tjahjo Khurniawan dan Dekan STEI ITB, Dr. Tutun Juhana S.T,.M.T.
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) diresmikan pada 1 Januari 2006 merupakan gabungan dua departemen di ITB, yaitu Departemen Teknik Elektro dan Teknik Informatika. Kedua departemen ini mempunyai sejarah yang panjang dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi Teknik Elektro (EL) sejak tahun 1947, dan Teknik Informatika (IF) sejak tahun 1982.
Dari studi banding dengan STEI ITB, banyak informasi dan pengetahuan best practices yang dapat diterapkan di kampus Poltek SSN.

IPDN
Selasa, 8 Maret 2022, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjadi tempat tujuan kedua studi banding Poltek SSN. Studi banding dilaksanakan secara luring dengan mengunjungi kampus IPDN yang terletak di Jatinangor, Kabupaten Sumedang – Jawa barat.
Rombongan Studi Banding Poltek SSN dipimpin langsung oleh Direktur Poltek SSN, Marsma TNI R. Tjahjo Khurniawan. Rombongan di terima oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IPDN, Dr. Ismail Nurdin, M.Si. di gedung Grha Wyata Praja IPDN.
IPDN adalah Lembaga Pendidikan Tinggi Kedinasan dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, yang bertujuan mempersiapkan kader pemerintah, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.
Dengan penerimaan pamong praja muda setiap tahun mencapai lebih dari seribu orang, IPDN menjadi salah satu sekolah kedinasan di Indonesia yang wajib dikunjungi oleh Poltek SSN untuk menimba ilmu terkait pola pengasuhan. Saling tukar informasi dan data menjadi hidangan utama pada acara studi Banding Poltek SSN ke IPDN.

Telkom University
Rabu, 9 Maret 2022 – Poltek SSN melakukan studi banding ke Telkom University (TelU). Rombongan Studi Banding Poltek SSN di pimpin oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Poltek SSN, Dr. Sri Rosdiana, S.Si., M.Si. Rombongan diterima oleh Dekan Fakultas Informatika TelU, Dr. Z K Abdurahman Baizal, S.Si., M.Kom. di gedung Panambulai, Fakultas Informatika TelU.
Studi banding ini bertujuan untuk penjajakan kerjasama antara Poltek SSN dengan Universitas Telkom terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Universitas Telkom, atau Telkom University yang disingkat TelU
Sobat Poltek, tuntas sudah Poltek SSN dalam pelaksanaan studi banding ke tiga kampus terkemuka di jawa barat. Ilmu yang didapat di tempat studi banding akan di telaah dan diimplementasikan di Poltek SSN sesuai dengan kekhasan yang dimiliki oleh Poltek SSN, sekolah Siber dan Sandi berkelas dunia.
nantikan pengumuman resmi SPMB Poltek SSN di website dan ig Poltek SSN.
Poltek SSN is the first world class cyber and cryptography university in Indonesia.
Menjadi Taruna Poltek SSN, gampang bangettt!!!
Sampai jumpa di Poltek SSN.
Direktur Poltek SSN, R.Tjahjo Khurniawan mendapat kenaikan pangkat sebagai Perwira Tinggi TNI

Halo sobat Poltek SSN,
Berdasarkan surat perintah Panglima TNI Nomor: Sprin/272/11/2022 tentang pelaksanaan kenaikan pangkat dalam Golongan Perwira tinggi TNI, maka Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara, Kolonel SUS R.Tjahjo Khurniawan mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Marsekal Pertama TNI.
Segenap Sivitas Akademika Poltek SSN mengucapkan selamat kepada Marsma TNI R.Tjahjo Khurniawan atas kenaikan pangkat sebagai perwira tinggi TNI.
“Bapak ibu sekalian, saya mengucapkan terima kasih atas ucapan selamat serta doa yg diberikan. Sungguh saya menyadari ini merupakan keberkahan dari Allah SWT dan juga ujian. Semoga kita bersama mampu melalui ujian ini serta membawa kepada keberkahan dan kemajuan bagi Poltek SSN. Mohon dukungannya”. R. Tjahjo Khurniawan.
Mari kita doakan semoga Direktur Poltek SSN, R.Tjahjo Khurniawan dimudahkan oleh Tuhan dalam mengemban tugas yang dibebankan demi kejayaan Poltek SSN, bangsa dan negara.

“Some times we come last, but we did our best”, Melandy Andriawan. Kisah Sukses Pejuang Sekolah Kedinasan Poltek SSN
Halo sobat Poltek SSN
Mimin kembali mengangkat kisah sukses pejuang sekolah kedinasan Poltek SSN.
Kalo sebelumnya Pejuang kita adalah seorang wanita yang tangguh, (Fela Nadya)
Kali ini pejuang kita adalah laki-laki yang pantang berputus asa.
Dia adalah Melandy Andriawan, Taruna tingkat 4 angkatan 17 Poltek SSN. Melandy Andriawan berhasil masuk Poltek SSN setelah tiga kali berjuang mengikuti SPMB Poltek SSN. 2016, 2017, dan di 2018 berhasil.
Selamat membaca dan semoga terinspirasi.
Perkenalan

Saya Melandy Andriawan, salah satu Taruna tingkat 4 saat ini, anggota Poltek SSN angkatan 17. Saya alumni dari SMAN 1 Parungkuda, kabupaten Sukabumi, lulusan tahun 2016. Saya anak pertama dari 3 bersaudara.
Ayah saya bekerja di usaha budidaya walet sebagai pekerja dan ibu saya bekerja sebagai buruh jahit di salah satu pabrik tekstil dekat rumah kami. Adik saya yang pertama bernama Devi, perempuan, kelahiran 2005 dan adik saya yang kedua bernama Ilham, laki-laki, kelahiran 2007.
Kedua adik saya merupakan adik sambung. Ibu kandung saya meninggal karena sakit setelah di rawat di RSUD Sekarwangi – Sukabumi. Saat itu saya berusia 3,5 tahun. Di usia saya menjelang lima tahun, ayah saya menikah lagi dan dikaruniai dua anak, Devi dan Ilham.
Saya dekat dengan adik adik saya karena memang sedari kecil, kami selalu bersama, pun saat saya sepulang sekolah, mereka selalu saya temani di rumah. Bapak dan Ibu saya bekerja.

Saya adalah anak yang biasa-biasa saja sejak dulu. Biasa juara kelas maksudnya. Peringkat satu sampai tiga sudah menjadi langganan buat saya dari SD sampai SMA. Namun menurut orang tua saya, ya memang begitu seharusnya.
Jujur saya merasa kurang diapresiasi, Pun sebenarnya orang tua saya hanya punya gambaran setelah saya lulus SMA, saya bisa bekerja dan mulai belajar mandiri begitu saja. Dan saat saya berbicara tentang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, orang tua saya hanya menyarankan agar sebisa mungkin melalui program beasiswa dikarenakan memang tidak ada alokasi biaya untuk kuliah.
Saat itu, saya berpikir bagaimana caranya supaya bisa melanjutkan pendidikan, tanpa merepotkan orang tua. Tentu harus mengambil beasiswa jika masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, atau masuk ke Perguruan Tinggi Kedinasan dengan beasiswa penuh. Tahun 2016 saya mengikuti SNMPTN, SBMPTN, sambil mencari informasi tentang perguruan tinggi kedinasan.
Dan ternyata, pada SNMPTN dan SBMPTN tahun 2016 itu, saya belum lolos seleksi. Saya mulai menggali informasi tentang Perguruan tinggi kedinasan, hingga saya menemukan informasi sekolah kedinasan dengan pembiayaan penuh saat itu, dan saya pikir dari faktor fisik, masih dapat saya sanggupi, antara lain Akamigas Cepu-jalur beasiswa, dan Sekolah Tinggi Sandi Negara atau STSN* (Sekarang Poltek SSN).
Kegagalan demi kegagalan
Saya pun mulai mengikuti seleksi dari dua PTK tersebut, dan saya melakukan kesalahan konyol saat mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di STSN, dimana saat tahap awal seleksi ada mekanisme verifikasi berkas, yang mengharuskan saya hadir langsung di kampus.
Namun dengan kondisi saya saat itu yang tidak memiliki ponsel dengan koneksi langsung ke internet (Ponsel yang hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS), dan saat di warnet (warung internet) saya kurang teliti dalam membaca pemberitahuan atau arahan di web Poltek SSN tentang SPMB, yang seharusnya saya melakukan verifikasi berkas ke kampus, dan justru saya melewatkannya.
Namun saya memberanikan diri untuk tetap berangkat ke kampus STSN walaupun sudah terlambat 2 hari dari hari verifikasi, dan tentu saja tidak berguna. Saya, ditolak oleh sekuriti, dan karena merasa kecewa karena “kalah sebelum berperang”. Saya menangis tersedu-sedu saat itu di depan pos sekuriti STSN.
Tidak cukup sampai disitu, ternyata berkas milik saya untuk seleksi Akamigas-Cepu juga ditolak dikarenakan ada kesalahan saat pengiriman, yang menyebabkan berkas saya diterima dalam keadaan kurang baik. Sungguh malang nasib saya saat itu.
Menjadi Kuli Bangunan
Saya merasa tidak berguna, karena harapan saya belum berhasil. Saya menyesal luar biasa dan merasa down selama beberapa pekan. namun setelahnya saya merasa tidak bisa jika harus tinggal diam di rumah, maka saya mulai mencari lowongan pekerjaan, membuat lamaran pekerjaan, dan menyebarkannya ke beberapa perusahaan yang ada di dekat rumah, hingga sekitar Jabodetabek.
Saya pun menyadari, bahwa panggilan seleksi kerja tidak akan tiba secepat itu. Saya sempat bekerja sebagai kernet bangunan selama beberapa pekan membangun ruko dua lantai, masih di daerah parung kuda, di desa saya. Pekerjaan saya angkat-angkat barang, seperti pasir, batu, kayu, besi dan semen karena saya pemula. Saya Digaji 60 ribu per hari waktu itu. Karena gajinya harian, saya sisihkan gaji saya untuk uang jajan adik adik saya, Devi dan Ilham buat jajan di sekolah.
Bekerja sebagai buruh Pabrik
Hingga pada Agustus 2016, akhirnya saya mendapatkan panggilan interview kerja di salah satu perusahaan minuman, di Kabupaten Bogor. Saya pun menjalani seleksi kerja, pulang pergi, berproses sekitar satu bulan, hingga akhirnya saya diterima bekerja disana.
Perusahaan yang saya maksud adalah PT. Tirta Fresindo Jaya, salah satu anak perusahaan dari Mayora Group, dengan hasil produksi utamanya saat itu antara lain, Teh Pucuk Harum, Le Mineral, Kopiko 78, dan Kopikap. Pabrik itu berada di Ciherang – Kabupaten Bogor. Alhamdulillah, pada September 2016, saya mulai bekerja disana sebagai helper produksi.
Tugas saya mengangkat material pra produksi, seperti kopi, teh, gula. Tapi karena masih junior, saya ditugaskan ke banyak tempat. Kadang ikut bantu-bantu ke bagian packing, ke gudang, dan ke pengolahan limbah.
Karena saya masih pegawai baru, dan status saya sebagai pekerja alih daya (outsourcing), saya hanya mendapat hari kerja yang sedikit tiap pekannya, antara 2-4 hari kerja per pekan, menyesuaikan order pasar. Makin ramai permintaan pasar, makin sering saya masuk kerja.
Saya digaji perbulan, namun menggunakan hitungan hari. Saat bulan pertama masuk kerja, total gaji saya 1 juta 300 ribu rupiah, masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor, waktu itu di angka 2 juta 800 ribu rupiah.
Saya membagi gaji saya sebesar 500 ribu rupiah kepada orang tua, namun sejujurnya orang tua saya pun tidak menuntut. Tempat kerja saya sekitar 20 Km dari rumah. Di awal masa kerja, saya masih pulang pergi. Saat saya sudah mendapat hari kerja yang lebih baik kurang lebih setelah 3 bulan bekerja, saya memutuskan untuk tinggal di kost kecil dengan kamar mandi diluar kamar. Sewa per bulan masih 200 ribu rupiah saat itu.
Keracunan Gas Acid
Selama saya bekerja di PT, ada satu kejadian yang hampir merenggut nyawa saya. Saat itu adalah akhir pekan sehingga pekerjaan kami hanya membersihkan mesin produksi. Saya membersihkan mesin dengan akses terbatas karena terdapat pipa gas di area itu. Saya berdua dengan Ridwan rekan saya, Usianya masih sebaya dengan saya. Dia mendahului beristirahat karena memang sudah waktunya. Sedangkan saya memilih lanjut bekerja karena ada area isolasi yang ingin saya bersihkan segera sehingga saya memilih menunda waktu istirahat.
Ternyata di area tersebut terdapat kebocoran gas Acid atau asam dari pipa. Padahal Gas itu biasa digunakan untuk membesihkan area pabrik, hanya saja dengan kepekatan yang sudah diturunkan. Tentu karena aromanya sama, saya tidak menyadari kalo gas acid di area isolasi sudah melewati ambang batas. Saya keracunan gas acid dan akhirnya pingsan di area isolasi.
Untung ada Kang Daen. Dia senior saya di pabrik. Saat itu Kang Daen rupanya juga sedang istirahat, Kang Daen rencananya hendak mengajak saya beristirahat bersama. Dia menyusul saya ke area isolasi. Setibanya di area isolasi, Kang Daen melihat saya tergeletak di dekat mesin pembersih. Udara di dalam area tersebut sudah pekat dengan gas acid. Akhirnya kang daen keluar dan kembali dengan masker, lalu perlahan mengangkat saya dari mesin, dan mengeluarkan saya dari area tersebut. Apa jadinya kalau kang Daen tidak menemukan saya?
Gagal lagi yang kedua kalinya
Kesempatan masuk ke Poltek SSN datang lagi di tahun 2017. Saya kembali mendaftar sebagai pejuang sekolah kedinasan dengan tujuan Poltek SSN. Saat itu saya sudah bekerja di pabrik selama 1,5 tahun dengan sistem kerja shift. Saat tiba waktu seleksi, saya akali dengan pulang-pergi dari tempat kos saya di Ciherang ke tempat seleksi di ciseeng Bogor. Dan jika berbentrokan dengan hari kerja, saya meminta ganti shift dengan rekan yang beda shift.
Saya bertemu dengan sesama pejuang sekolah kedinasan Poltek SSN. Namanya Akmal, dari SMAN 1 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
Saya selalu antusias saat test, saya merasa selalu bersuka cita. Selebihnya hanya merasa minder dengan rekan-rekan yang saat test koran bisa menjawab sangat cepat, saat wawancara bisa menjelaskan dengan hebat, atau dengan rekan yang saat seleksi samapta, kebugarannya bagus.
Saya hanya belajar satu pekan sebelum hari test. Semisal pekan depan akan ada Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), maka saya mengisi buku kripton dan buku test Perguruan Tinggi Kedinasan lainnya sepulang kerja. Begitupun jika pekan berikutnya test akademik, saya baru buka kembali setelah melewati seleksi SKD.
Sayangnya, kami harus menerima kenyataan gagal masuk ke Poltek SSN 2017. Saya sendiri hanya sampai tahap wawancara. Benar – benar akhir yang menyedihkan. Tapi saya tidak sampai menangis seperti kegagalan pertama. Saya anggap, belum rejeki saya.
Kisah Romansa
Setelah kegagalan kedua, saya kembali ke rutinitas sebagai buruh pabrik. Saya dekat dengan seorang wanita. Dia teman saya saat SMA di Parung kuda. Kami tidak ada istilah pacaran, karena orang tua kami sebenarnya pun tidak suka dengan istilah yang demikian. Berbeda dengan saya yang tidak ada biaya untuk lanjut kuliah, Dia – sebut saja Bunga – langsung melanjutkan kuliah ke jenjang Diploma.
Di akhir 2017 Bunga memutuskan untuk menikah dengan seniornya and it breaks my heart. She hurt me soo deep. Saya merasa ditinggalkan karena saya hanya pekerja pabrik, yang bahkan pekerja tetap juga belum, terlebih juga latar belakang keluarga saya yang juga tidak kaya.
Tapi dari hal itu saya berusaha lebih giat latihan untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiwa Baru STSN tahun depan, dan saat itu saya berpikir, “Harus Sukses”, ” Jadi PNS”. Pada intinya saya ingin menunjukkan pada dia nanti, “Saya bisa sukses walau tidak denganmu”.
Usaha tidak mengkhianati Hasil
Dari test yang gagal di 2016, hanya satu yang saya pelajari, yaitu harus teliti dan seksama dalam membaca apapun itu.
Namun setelah melalui test kedua di 2017, pengalaman saya jadi lebih banyak, tentang bagaimana efisiensi waktu belajar yang sesuai dengan hari kerja saya, bagaimana menghadapi wawancara dengan baik dan benar, tetap tenang saat test koran walaupun ada gangguan suara* (FYI. Saat itu, peserta SPMB STSN pada saat mengerjakan tes koran harus menghadapi gangguan berupa Noise atau suara suara yang membuat peserta susah berkonsentrasi).
Tibalah test SPMB Poltek SSN 2018. Ternyata saya bertemu kembali dengan Akmal yang menjalani test untuk kedua kalinya, dan saya juga mendapatkan kenalan baru yaitu Bagas dari SMAN 1 Purwakarta. Bagas sempat satu kos dengan saya waktu seleksi.
Test ketiga ini bagi saya adalah kesempatan terakhir menjadi pejuang sekolah kedinasan. Kalau kali ketiga ini saya gagal, saya akan fokus bekerja saja.
Karena sudah pernah melewati dua kali test sebelumnya dan gagal, persiapan di test yang ketiga ini lebih efisien dan saya tidak terlalu berharap berlebihan terhadap hasilnya.
Saya muslim. Saya melakukan ibadah tambahan untuk mendekatkan diri saya kepada Tuhan. Saya rutin solat dhuha dan saya melakukan solat tahajud saat saya bekerja shift pagi biasanya. Saya merasa lebih percaya diri dan yakin bahwa apapun yang ada di depan, saya siap jalani dengan sebaik-baiknya. Dan apapun hasilnya ke depan, berarti itu yang terbaik. Di test yang ketiga ini saya lebih legowo, lebih pasrah atas apa yang nanti akan terjadi.
Test demi test berhasil saya lalui. Sampailah saya pada seleksi wawancara. Saat akan seleksi wawancara SPMB, saya mendapat promosi kontrak pabrik secara langsung. Artinya jika saya ambil promosi itu, sy sudah tidak menjadi pegawai alih daya atau outsourcing lagi. Kesempatan untuk menjadi karyawan tetap pun terbuka. Promosi tersebut bersifat terbatas. Saya akan mendapat hari kerja minimal 6 hari penuh dalam satu pekan. Itu artinya, penghasilan saya akan lebih besar. Tapi kalau saya diterima si STSN, maka kontrak tersebut akan mubazir.
Akhirnya saya memilih mengundurkan diri dari perusahaan dan mengajukan nama Kang Daen -orang yang menyelamatkan saya dari keracunan gas- untuk menggantikan posisi saya. Kang Daen saat itu berumur 24 Tahun dan sudah berkeluarga. Sedangkan saya masih lajang dan masih muda. Apabila saya tidak di terima di STSN masih bisa mencari pekerjaan lagi di tempat lain. Usai sudah pengabdian saya di PT Tirta Fresindo Jaya dengan jabatan terakhir sebagai operator mesin.
Setelah tidak bekerja, saya bisa fokus pada test SPMB STSN dan Alhamdulillah saya diterima di STSN setelah tiga kali mencoba. Saya sampai hari ini suka merenung, amalan mana yang membuat Tuhan mengijinkan saya diterima di STSN. Apakah Solat Duha dan Tahajud saya? Ataukah Doa dari Kang Daen?
Akhir yang bahagia
Adik adik saya, Devi dan Ilham bangga setelah saya di terima di STSN, dan alhamdulillah mereka lebih termotivasi untuk berprestasi di sekolah seperti menjadi juara kelas. Keinginan saya melanjutkan pendidikan tanpa merepotkan orang tua tercapai. Orang tua pun senang.
Bagas, teman seperjuangan saya dimasa SPMB 2017. Dia berhasil lolos SPMB Poltek SSN di tahun 2019 setelah tiga kali mencoba dan saat ini menjadi adik tingkat saya. Dia saat ini di tingkat 3.
Akmal, Dia mencoba di 2017 dan 2018, dan gagal keduanya. Kami sempat bertemu muka saat ada event try-out dari senat Poltek SSN di tahun 2019 dan dia ikut sebagai peserta. Dia bercerita tidak akan mencoba untuk ketiga kali.
Kabar terakhir yang saya tau tentang Bunga, dia dikaruniai putri yang cantik dan hidup bahagia bersama suaminya.
Sobat Poltek, doakan saya semoga dapat menyelesaikan studi di Poltek SSN dan menjadi sandiman yang bisa memecahkan banyak algoritma.
Nasehat saya buat teman teman pejuang Sekolah kedinasan Poltek SSN, “Some times we come last, but we did our best”. Berjuanglah, lakukan yang terbaik sampai titik darah penghabisan.
SELAMAT BERJUANG KAWAN, JANGAN MENYERAH, TERUS SEMANGAT, LAKUKAN YANG TERBAIK!
Dari saya, Melandy Andriawan yang sukses di terima di Poltek SSN setelah tiga kali mencoba.

1001 Jalan Menuju Poltek SSN
Halo sobat Poltek SSN
Apa kabar harimu. Wabah Pandemi Covid-19 masih berlangsung dengan varian baru yaitu omicron. Tetap waspada sobat. Jaga kesehatan kalian dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ada berita bagus dari Poltek SSN untuk kalian. Poltek SSN membuka Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun ajaran 2022. Kepoin terus website dan ig Poltek SSN untuk update berita terbaru seputar SPMB Poltek SSN 2022.
Sobat Poltek suka ngoprek komputer?! Tertarik buat program atau aplikasi komputer?! Tertantang mencari celah atau bug pada suatu sIstem komputer?! Jika pertanyaan-pertanyaan itu sobat jawab Yes, I do, maka Poltek SSN adalah solusi paling tepat untuk mengembangkan minat dan bakat kalian.
Poltek SSN memiliki tiga Program Studi Diploma IV setara Sarjana (S1) dengan sistem paket yang harus diselesaikan dalam delapan semester selama empat tahun dan itu semuanya dibiayai oleh Negara dari mulai seragam, makan, asrama dan endingnya, sobat Poltek menjadi Aparatur Sipil Negara yang memiliki kemampuan keamanan siber yang baik yang siap mengamankan wilayah siber Indonesia. Tapi untuk ,mendapatkan itu semua, sobat Poltek harus lulus seleksi penerimaan taruna baru Poltek SSN 2022.
Ada tiga program studi di Poltek SSN yaitu: Rekayasa Kriptografi, Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi dan Rekayasa Keamanan Siber. Program studi Rekayasa Kriptografi (RK) memiliki dua bidang minat, yaitu: Bidang Minat Rekayasa Sistem Kriptografi, Bidang Minat Rekayasa Perangkat Lunak Kriptografi. Program studi Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi (RPK) melakukan pengembangan ilmu spesifik yang berkaitan dengan Embedded System Computer Engineering, Cyber Phisical System, dan Cryptographic Hardware Engineering dan last but not least, Program studi Rekayasa Keamanan Siber (RKS). Program RKS sudah memakai kurikulum yang disesuaikan dengan kompetensi profesional yang diakui industri di Indonesia sampai manca negara.
Apalagi yang sobat tunggu? Persiapkan dirimu dari sekarang untuk bergabung dengan Poltek SSN. Pendaftaran sebentar lagi akan dibuka. Kepoin terus website dan ig Poltek SSN untuk update info terbaru seputar SPMB Poltek SSN 2022.
Menjadi Taruna Poltek SSN, Gampang Bangett!!!
Call For Paper Info Kripto.
Halo sobat Poltek SSN,
Jurnal ilmiah keamanan siber dan kriptologi Politeknek Siber dan Sandi Negara -INFO KRIPTO- membuka Call for Paper dengan tema: Kriptologi, Keamanan informasi, dan keamanan siber dengan ketentuan sbb:
- Naskah dikirim melalui registrasi pada https://infokripto.poltekssn.ac.id;
- Kirim artikel ke infokripto@poltekssn.ac.id dengan subyek: Paper Info Kripto;
- Ketentuan penulisan dapat diakses melalui https://s.id/infokriptotemplate.
Batas akhir pengiriman artikel pada 30 September 2022.
keterangan lebih lanjut, hubungi Pusat PPM di 081298215954.
Segera kirim paper terbaikmu, sobat.
Sampai jumpa di Poltek SSN.

R. Tjahjo Khurniawan Dilantik Kepala BSSN sebagai Direktur Poltek SSN menggantikan Nunil Pantjawati.
Bogor, 27 Januari 2022
Kepala BSSN Hinsa Siburian Melantik Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara R. Tjahjo Khurniawan menggantikan Nunil Pantjawati. Pengambilan sumpah jabatan dilakukan di Auditorium Soemarkidjo Poltek SSN, Kamis 27 Januari 2022. Nunil Pantjawati mendapat tugas baru sebagai Direktur Tata Kelola Keamanan Siber dan Sandi – Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi, BSSN.
“Saya mengucapkan selamat kepada pejabat baru Direktur Poltek SSN dan Direktur Tata Kelola Keamanan Siber dan Sandi, Pak Tjahjo dan Ibu Nunil. Tentu jabatan ini adalah amanah dari Tuhan yang Maha Kuasa sesuai dengan sumpah tadi yang dibacakan yaitu melakukan yang terbaik sehingga apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara khususnya BSSN dapat kita laksanakan dengan baik”. Ucap Hinsa dalam sambutannya.
“Saya percaya bahwa saudara-saudari akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Semoga Tuhan yang Maha Esa bersama Kita”, tutup Hinsa.
Acara pelantikan diikuti oleh Para Pejabat Struktural BSSN dan Para Pejabat Akademik Poltek SSN.
Seluruh Civitas Academica Poltek SSN mengucapkan selamat atas dilantiknya R. Tjahjo Khurniawan sebagai Direktur Poltek SSN. Kepada Nunil Pantjawati, Terima kasih atas jasa-jasanya selama memimpin Poltek SSN.
Poltek SSN untuk Indonesia Jaya.
Poltek SSN Menerbitkan Kerangka Kerja Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keamanan Siber Indonesia (V.0).
Bogor, 26 Januari 2022
Meningkatnya penggunaan internet sebagai dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi perubahan pola hidup masyarakat dalam beraktivitas secara daring baik dalam bidang pendidikan, dunia kerja, bisnis, maupun aktivitas lainnya, maka kejahatan di dunia siber menjadi ancaman serius sebagai imbas dari perubahan gaya hidup ini.
Menyikapi hal tersebut maka Poltek SSN, menerbitkan Kerangka Kerja Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keamanan Siber Indonesia (V.0) yang diresmikan oleh Direktur Poltek SSN, Nunil Pantjawati, Rabu, 26 Januari 2022 di Bogor, Jawa Barat.
Dalam sambutannya Nunil berujar: “Syukur Alhamdulillah, civitas akademika Poltek SSN dapat menghasilkan karya yang dipersembahkan kepada masyarakat dan komunitas keamanan siber untuk turut mewujudkan terciptanya ruang siber yang aman dan terbangunnya budaya keamanan siber di Indonesia, yaitu “Kerangka Kerja Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keamanan Siber Indonesia (V.0). Kerangka Kerja ini adalah living dokumen yang siap untuk dikembangkan, yang merupakan salah satu implementasi Tri darma perguruan tinggi, dimana Poltek SSN mengambil peran di sektor hulu dalam permasalahan kurangnya security awareness, dan mendorong pokok bahasan keamanan siber masuk dalam sistem pendidikan nasional”.
Kerangka kerja pendidikan pelatihan bidang keamanan siber ini menyediakan panduan bagi setiap elemen Quad Helix yang terdiri dari pemerintah, swasta/industri, akademisi dan masyarakat melalui komunitas untuk melaksanakan kegiatan Pendidikan, pelatihan dan literasi kesadaran keamanan siber demi terwujudnya ruang siber yang aman melalui pembudayaan.
Kerangka kerja ini disajikan dalam dua bentuk yaitu level 0 dan level 1. Kerangka kerja Level 0 merupakan kerangka kerja pendidikan pelatihan dan kesadaran keamanan siber nasional yang bersifat general sedangkan kerangka kerja level 1 merupakan turunan kerangka kerja level 0 berdasarkan ruang lingkup/strategi yang ingin dicapai. Kerangka Kerja Pendidikan Pelatihan dan Kesadaran Keamanan Siber Level 0 seperti pada gambar berikut ini:

“Semoga Kerangka Kerja Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keamanan Siber Indonesia (V.0) ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya bagi peningkatan kinerja BSSN”, tutup Nunil.
Para Taruna Poltek SSN Mendapatkan Pencerahan tentang Pancasila dari Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP.

Rabu, 26 Januari 2022 – Bogor Jawa Barat
Halo sobat Poltek SSN
Kuliah tamu Poltek SSN menghadirkan narasumber dari alumni Akademi Sandi Negara Angkatan XI tahun 1987 (saat ini Poltek SSN) Aris Heru Utomo yang akrab disapa AHU. AHU saat ini berkarier di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila. AHU juga aktif sebagai blogger. Sobat bisa mengunjungi akun media sosial AHU di: Instagram: @arisherutomo, Twitter: @arisheruutomo, Blog: arisheruutomo.com.
AHU membawakan materi tentang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Karakter Dasar Generasi Muda di Era Disrupsi Revolusi Industri 4.0 dalam Mendorong Terwujudnya Keamanan Siber Nasional. Didampingi oleh direktur Poltek SSN, Nunil Pantjawati dan para pejabat Akademik Poltek SSN, AHU menjabarkan tentang bagaimana generasi milenial mengaktualisasikan nilai nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
AHU bercerita tentang asal muasal salam pancasila yang dipopulerkan oleh Presiden RI ke 5 Megawati Sukarno Putri.
“Intisari Pancasila adalah kegotong-royongan dari warga bangsa Indonesia. Tujuannya adalah agar Pancasila tidak hanya di mulut masyarakat Indonesia, namun ideologi itu benar-benar hidup di hati dan dilaksanakan” (Megawati Soekarno Putri).
“Salam Pancasila sendiri pertama kali mulai diperkenalkan oleh Megawati selaku Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP), sekarang BPIP, pada saat memberikan sambutan pada kegiatan Penguatan Pendidikan Pancasila yang diikuti oleh 503 perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia di Istana Bogor pada tanggal 12 Agustus 2017. Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh UKP PIP tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan anggota Dewan Pengarah UKP PIP seperti Try Sutrisno, Ahmad Syafii Maarif dan Mahfud MD.
Pada acara tersebut Megawati memperagakan Salam Pancasila dengan mengangkat tangan kanannya di atas pundak serupa posisi hormat. Namun, ujung jari tidak menempel di dahi, melainkan berjarak sejengkal dari dahi bagian kanan. Gerakannya pun mesti sedikit menghentak. Saat mengangkat tangan, Megawati kemudian berseru, “Salam Pancasila”.
Dalam penjelasannya Megawati mengemukakan bahwa Salam Pancasila diciptakan oleh Sukarno. “Terdapat dokumen yang menunjukkan Salam Pancasila diciptakan oleh Bung Karno. Beliau (Bung Karno) berkeinginan setiap warga negara secara fisik itu memberikan salam hormatnya satu sama lain dengan cara salam Pancasila itu,” begitu dikemukakan AHU didepan Taruna Poltek SSN.

